Pengertian Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Saham dibagi menjadi 2 kategori utama:
Saham Biasa (Common Stock) dan
Saham Preferen (Preferent Stock)

1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi karena pemilik saham biasa ini tidak memiliki hak-hak istimewa. Pemilik saham biasa juga tidak akan memperoleh pembayaran dividen selama perusahaan tidak memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham /RUPS dengan ketentuan one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. Dan apabila kita memiliki 5% atau lebih saham biasa perusahaan publik, maka kita wajib melaporkan kepemilikan kita kepada bapepam LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan). Saham Biasa (Common Stock) terbagi dalam beberapa karakteristik jenis saham, antara lain :

a. Blue Chip Stocks (Saham Unggulan)
Saham Blue Chip, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen secara reguler, bahkan ketika bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya. Di Bursa Efek Indonesia, saham-saham yang biasa dikategorikan “blue-chip” adalah perusahaan-perusahaan besar yang dikenal segenap masyarakat. Beberapa di antaranya: ASII, BMRI, BBRI, INCO, INDF, PGAS, PTBA dan umumnya saham saham Bank Pemerintah (BUMN), namun tidak semua saham BUMN yang masuk kategori "blue chip".

b.Growth-Stocks (Saham Pertumbuhan)
Growth-Stocks, yaitu saham yang memiliki tingkat pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata pasar. Mereka jarang membayar deviden, tapi investor membeli dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga. Contoh jenis saham ini adalah saham perusahaan di bidang IT yang baru didirikan.

c. Income Stocks
Income Stocks, yaitu saham yang membayar deviden secara konsisten. Investor membeli untuk mendapatkan pendapatan yang mereka hasilkan. Contoh jenis saham ini adalah saham dari perusahaan utilities yang telah mapan.

d. Value Stock
Value Stock, yaitu saham yang memiliki Price-to-Earning Ratio (PER) rendah, yang berarti mereka lebih murah untuk dibeli dibandingkan saham lain dengan PER lebih tinggi. Saham jenis ini sebetulnya bisa saja merupakan growth stock atau income stock, yang mengalami penurunan akibat kondisi tertentu. Investor membeli saham ini dengan harapan bahwa pasar telah bereaksi secara berlebihan, dan harga sahamnya akan mengalami "rebound" (kenaikan kembali).

e. Defensive-Stocks
Defensive Stock, yaitu saham-saham yang kinerjanya tidak banyak terpengaruh oleh shock atau siklus perekonomian. Biasnya emiten dari jenis saham ini ialah saham makanan dan industri farmasi ataupun produk-produk keperluan sehari-hari. Saham jenis ini, kenaikan dan penurunannya amat moderat.

f. Cyclical Stocks
Cyclical Stocks, yaitu saham yang cenderung naik secara cepat pada saat ekonomi membaik dan turun secara cepat pada saat ekonomi memburuk. Contoh dari cyclical stock adalah saham yang berasal dari perusahaan yang bergerak di perumahan, kendaraan dan kertas. Sedangkan saham yang sifatnya now clyclical adalah saham makanan, asuransi, farmasi yang tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan ekonomi.

g. Speculative-stocks
Speculative Stock atau saham spekulasi, yaitu saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan pendapatan dari tahun ke tahun. Terkadang pendapatnya tinggi terkadang rendah. Namun demikian emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa mendatang, meskipun penghasilan itu belum dapat direalisasikan.

h. Junk-Stocks (Saham Gorengan)
Junk Stock adalah saham perusahaan yang memiliki kinerja buruk, sering kali merugi, jarang membagikan dividen dan tidak memiliki prospek yang cerah. Harga sahamnya sangat fluktuatif, dikarenakan rumor yang beredar. Saham ini bisa naik dan turun hingga batas auto rejection.Harap berhati-hati berinvestasi pada jenis saham ini.

2.Saham Preferen (Preferent Stock)
Sesuai namanya, saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Pemegang saham preferen akan memperoleh hak untuk memperoleh dividen yang tetap (fixed rate) setiap tahunnya. Jika perusahaan pada suatu tahun tidak mampu membagikan deviden, hak deviden pemegang saham preferen akan diakumulasikan. Bila perusahaan jatuh bangkrut dan dilikuidasi, pemegang saham preferen akan mendapatkan pembayaran dari sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Sebagai imbal balik dari hal tsb, biasanya pemegang saham preferen memiliki hak suara yang terbatas atau dikurangi. Contohnya, tidak memiliki hak suara dalam RUPS atau menentukan kebijakan perusahaan.

Selain itu saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu: klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen yang tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu Akan tetapi saham preferen mempunyai kelemahan yaitu sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.

Dengan penerbitan saham preferen, perusahaan bisa mendapatkan dana berupa uang tunai untuk pendanaan jangka panjang perusahaan tersebut. Hal ini bisa meningkatkan modal bisnis suatu perusahaan disamping menerbitkan obligasi. Biasanya saham preferen juga dijual seperti saham biasa dan penjualannya meliputi 2 tipe pasar seperti berikut:
Pasar primer
Pasar sekunder

Bebarapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut:

1. Preferen terhadap dividen
Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

2. Preferen pada waktu likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.

Entri Populer